Posted by : Unknown
Rabu, November 21, 2012
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN.
PENGERTIAN
Sejarah perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu: priode klasik (650 -1250 M), priode pertengahan (1250 – 1800 M)
dan priode modern (1800 – sekarang).Yang dimaksud abad pertengahan ialah
tahapan sejarah umat Islam yang diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan
Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai timbulnya benih-benih kebangkitan atau
pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800 M.Priode
pertengahan ini juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kemunduran I (1250
– 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar (1500 – 1800 M).B.
MASA KEMUNDURAN I (1250 -1500 M.)
1. Dinasti Jengiskhan
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam
dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan
keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.Bangsa
Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia
tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta
Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani
menghadapi maut untuk mencapai keinginannya .Jengiskhan menganut agama
Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang
terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah
Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud
Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan
ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada
Hulagukhan. Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak
antara Asia kecil di barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam
diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan
Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223
M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan
oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al Mu’tashim menolak untuk
menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng benteng
kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan keluarganya serta
sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara bergiliran.
Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan diantaranya
ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata
dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia
tersebut.Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria,
kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus
dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan
kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir
dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut
tanggal 13 September 1260 M.Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad
dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasi oleh bangsa
Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan, yang
tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran dunia
Islam.Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap
pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah
Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam.
Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian
terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia,
mineralogy, Metalurogi dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis,
perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan ,
observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.Mahmud Ghazan diganti oleh
Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim.
Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu
Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan
yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan
malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah.
Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh
Timur Lenk.
2. Dinasti Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa
kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda
dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan Syamaniah,
Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam.”Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur
Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana
untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia
berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi
seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M. ia menaklukkan Khurasan,
terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang
ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang
menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun
dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun
menara dari 70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India
ia membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara
Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara.
Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat
Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap
ke luar. Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman
Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan. Hamah, Hom’s dan Ba’labaka
berturut-turut jatuh ke tangannya. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga
masjid Umayah yang bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan
diteruskan ke Baghdad, dan membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat
tersebut ia membuat 120 menara sebagai tanda kemenangan.Timur lenk berambisi
juga untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak
menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402
M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara. Tentara Usmani mengalami
kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan.
Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke
Cina, Namun di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada
kematiannya pada usia 71 tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke
samarkhand.Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia
sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at
dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para
ulama. Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan hormat
sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan
perdamaian. Kota Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan masdjid yang
megah dan indah.
3. Kaum Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur
tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang
berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan
yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti
Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan
dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara
Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia
Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan
diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar
untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil
menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara
Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan
dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh
tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan
Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir
menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara
Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah,
kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat
nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di
bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu
al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu
susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi
seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang
Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu
keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam,
al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam
Ilmu Hadits dan lain-lain. Demikain pula dalam bidan arsitektur. Mereka
membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid,
rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara
masjid.Kerajaan Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa
yang bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim
kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya
kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan
perang melawan tentara Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu
propinsi kerajaan Usmani di Turki.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah
Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam
terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai
wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada
tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke
tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan
kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah
sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan
keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia
menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan
kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun
1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah
di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan
Safawi di Persia.
C.MASA TIGA KERAJAAN BESAR (1500-1800 M)
1. Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini bernama UsmanI, seorang bangsa Turki
dari kabilah Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar
keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota
Broessa di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya.
Beberapa tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropah seperti
Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara
tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.Pada masa Sultan Murad I (1359-1389)
Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang baru,
kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah bagian
utara Yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke eropah,
Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropah
disiapkan untuk memukul mundur pasukan Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh
Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murad
I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropah tersebut. Hanya sayang
Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk dalam
pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.Dengan
ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran, sampai
diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan dilanjutkan oleh Murad II
(1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan muhammad Al
Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini, Byzantium dan Konstantinopel
ditaklukkan (1453 M).Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada masa
Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan
Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia;
Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia,
Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropah. Untuk mengatur pemerintahan Negara
disusunlah sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al
–Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya
reformasi pada abad ke 19. Sebab itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al
Qanuni.”Dalam pembangunan, Turki Usmani ini lebih mempokuskan kepada bidang
politik , kemiliteran dan arsitektur. Bidang politik maksudnya adalah perluasan
daerah seperti di atas. Bidang Militer adalah terbentunhya kelompok militer
baru yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat
mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek
misanya banyak dibangun bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah
sakit,villa, makam, jembatan dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan
kaligrafi yang indah, misalnya yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad
Al Fatih, Masjid Agung sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya
Sopia yang awalnya adalah bangunan gEreja.Dalam bidang keagamaan, perhatian
sultan cukup besar. Patwa-patwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan
Negara. Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan
fatwa resmi terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi
Mufti, keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan.Selama kurang lebih 9
abad kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Budaya pungl
iSetiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus
“dibayar” dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut,
sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
b. Pemberontakan tentara JenissariKemajuan ekspansi kerajan
Usmani adalah juga karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat
dibayangkan kalau tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada
pemerintah.
c. Kemorosotan ekonomiIni disebabkan perang yang
berkepanjangan, menghabiskan uang dan perekonomian Negara merosot, sementara
belanja Negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.
d. Wilayah kekuasaan yang sangat luasTerlalu luasnya wilayah
kekuasaan Usmani sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para penguasa
sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat
perang terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak
potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.
e. Kelemahan penguasaSepeninggal Sulaimanal al-Qanuni,
kerajaan Usmani diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang
kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.
2. Kerajaan safawi di Persia
Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan
pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam
Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai
peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini
lama kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau
murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan panatik dalam kepercayaan
serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi
silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh
pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa
kepemimpinan Ismail (1501-1524 M). Dialah yang pertama kali memproklamirkan
dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh
tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan
sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada
masa pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberpa
daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M).
Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan
Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur
dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat
dikusainya.Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang
ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof,
dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog
dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang
fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota
kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah
sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan
istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan
tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan
lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh
enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman
(1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III
(1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama
semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza
adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan.
Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu
narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan
Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada
kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi
faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain adalah konplik yang berkepanjangan
dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan,
dan juga konplik interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan
kekuasaan.
3. Kerajan Mughal di India
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai
Ibukotanya. Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi.
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk.
Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah
pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan
raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul,
ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat
ditaklukkannya.Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556
M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah
dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556
M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan
raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal
agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua agama
dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan
politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya
sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang
besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur
Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb
adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan
kerajaan MughalBeberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang
pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran,
rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-bahan celupan.Hasil karya seni
kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat ini adalah karya-karya
arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya bangunan Masjid berlapiskan
mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di
Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa
faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga
tidak bisa memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai.
Begitu pula kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam
mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar
kerajaan yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan
ide-idenya yangmenyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran
Syikh, Syi’ahdan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan
Mughal adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
1402 dan dia sendiri ditawan musuh.Dengan ditawannya Bayazid
I ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran, sampai diselematkan kembali oleh
putranya Muhammad, dan dilanjutkan oleh Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad
II (1451-1481) yang dikenal dengan muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan
Muhammad al Fatih ini, Byzantium dan Konstantinopel ditaklukkan (1453
M).Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada masa Sulaiman al
Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan Usmani mencakup
Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis
dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia, Albania, Hongaria, dan
Rumania di Eropah. Untuk mengatur pemerintahan Negara disusunlah sebuah kitab
undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al –Abhur, yang menjadi pegangan
hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke 19.
Sebab itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.”Dalam
pembangunan, Turki Usmani ini lebih mempokuskan kepada bidang politik ,
kemiliteran dan arsitektur. Bidang politik maksudnya adalah perluasan daerah
seperti di atas. Bidang Militer adalah terbentunhya kelompok militer baru yang
disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah
Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek misanya
banyak dibangun bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa,
makam, jembatan dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang
indah, misalnya yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad Al Fatih,
Masjid Agung sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya Sopia yang
awalnya adalah bangunan gEreja.Dalam bidang keagamaan, perhatian sultan cukup
besar. Patwa-patwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan Negara.
Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa resmi
terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti,
keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan.Selama kurang lebih 9 abad
kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Budaya pungli
Setiap
jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengansogokan kepada
orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan dekadensi
moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
b. Pemberontakan tentara Jenissari
Kemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga karena peranan
yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara
Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
c. Kemorosotan ekonomi
Ini disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang
dan perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar, termasuk
untuk biaya perang.
d. Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk
dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang
sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai
bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan
untuk membangun Negara.
e. Kelemahan penguasa
Sepeninggal Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah
oleh Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya
pemerintahan menjadi kacau.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di
Istanbul, Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah
Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”,
dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan
beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338
M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-
Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah
Byzantum serta Konstantinopel (1453 M).
a) Pemerintahan dan Militer
Tingkatan
paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau
Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau
As-sawaziq atau Al-alawiyah. Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya
berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau
inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok
penghancur negeri non-muslim.
b) Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan
meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani
mengambil ajaran tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi
dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu
arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi
indah.
c) Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak
pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di
lingkungan pejabat pemerintahan.
Kerajaan safawi di
Persia
Cikal bakal
kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasauf tarekat
safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil
dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam,
Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar
terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah
bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi
tentara yang teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang
yang bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin
eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang
diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524
M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai
raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah
dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan sabit subur
(Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa
pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah
yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M).
Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan
mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur
perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda,
Inggris dan Perancis dapat dikusainya.Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang
politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir
beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan,
Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad
Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan
obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi
telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat
indah.
Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit,
sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun.
Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan tangan seperti
keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-lain.Sepeninggal
Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi
Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein
(1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa
raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang
pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang
pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja
yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga
menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan Husein adalah
seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah dan
Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan
Kerajaan safawi. Faktor lain adalah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga
konplik interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan
Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan
merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan
wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas.
Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer
Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus
dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada
tahun 1598.
a) Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis
kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua
jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik).
Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas
dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga
yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan
istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen.
b) Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat
di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah
raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang
dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas
menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan
semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan
Sabit yang subur.
c) Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu
sekolah teologi untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama
ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain
Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim
Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
d) Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun
dengan gaya arsitektur yang indah.Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan
hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
Kerajan Mughal di
India
Kerajaan
Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri seperempat abad
sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530
M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang
menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia
berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun
1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibu kota Afganistan. Kerajaan-kerajaan
Hindu di India juga dapat ditaklukkannya.Babur meningal pada tahun 1530 M.
diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan
Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena
terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar
(1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu,
dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan
ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din
Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg
semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627
M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb
(1659-1707 M).
Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak
dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan MughalBeberapa kemajuan kerajaan
Mughal antara lain dalam bidang pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi,
kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-bahan
celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat
ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya bangunan
Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana
indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal, ada
beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858
antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga
tidak bisa memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai.
Begitu pula kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam
mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar
kerajaan yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan
ide-idenya yang menyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran
Syikh, Syi’ahdan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan
Mughal adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan
Sesungguhnya Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena
banyak sekali peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol,
perang salib dan sisilia. Spanyol sendiri merupakan tempat yang paling utam
bagi Eropa dalam menyerap ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam
bentuk politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Beberpa
perkembangan Islam antara lain sebagai berikut.
Bidang politik
Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi
permusuhan antara bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di
Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah
dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga
bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750 M.
Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam
memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani
Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sddangkan bani Umayyah II bersekutu dengan
Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib
(1096-1291)
Bidang Sosial Ekonomi
Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan
Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap
pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah yang
ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan
ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia
dan Amerika
Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu
pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang
mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai
berikut.
a. Al Farabi (780-863M)
Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari
guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku
karya aristoteles
b. Ibnu Rusyd (1120-1198)
Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali
pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu
Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari
Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad
ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam
bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan
Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
c. Ibnu Sina (980-1060 M)
Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau
adalah seorang dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan
peneliti berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan
idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan
ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia
kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran
4. Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas
Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama
belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan
buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah
mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama.
Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang
didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru
berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang
mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan
ilmu filsafat
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam
kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan,
ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu
kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke
negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120
M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata
pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang
didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang
pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi
seorang sarjan yang termasyhur di negaranya
Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku
dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger
Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui
kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca
nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama
ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas
Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa
menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah
Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat
teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya
Roger Bacon.
Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert
d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang
lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol.
Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang
92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut
adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan
sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al
baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan
penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut
Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan
kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan
Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam
yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan
dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah
meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan
ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan
Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan
akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14.
berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa
arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu,
Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada
abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah
Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen
atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh
Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun
1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran muslim
secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi
Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan
di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah
perkembangan Islam pada abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah,
perluasan wilayah Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian
kebudayaan Islam tetap berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa
semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan
persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut.
Hal ini terbukti dalam setiap perluasan wilayah, kaum muslim mampu menguasai
Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung
Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat
dibutuhkan, ketika niat telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau
harta, maka dengan cepat kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak
dibuktikan pada peristiwa-peristiwa runtuhnya daulah bani Umayyah, bani
Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia serta kerajaan atau pemerintahan
lain dimanapun berada
Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum
muslim saat itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas
oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada
dibawah pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu
wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai
pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan pemerintah mereka yang
sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk
yang dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk menjalankan agama atau
kepercayaan mereka masing-masing meskipun upaya penyebaran agama Islam
senantiasa dilakukan.
Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya
menyebarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini
salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata
rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
Penghayatan terhadap
Sejarah Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan
Ada banyak perilaku yang pat diterapkan sebagai cerminan
penghayatan terhadap sejarah perkembangan Islam di abad pertengahan yakni
antara lain sebagai berikut.
Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian
hari perilaku atau perbuatan kaum muslim yang membuat kaum muslim dan umat
manusia lainnya menderita tidqak terulang lagi. Lemahnya persatuan umat Islam
dapat dijadikan celah pihak lain untuk memundurkan peran kaum muslim, baik dari
kancah perekonomian maupun politik. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya mampu
mengubah tata kehidupannya yang seimbang antara kepentingan duniawi dan
ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan
Al Qur’an dan Hadis.
Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat.
Mereka semula jauh tertinggal dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan umat Islam, tetapi kemudian mereka dapat mengejar kemajuan
peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam. Invasi Islam terhadap Eropa seperti
andalusia dan Semenanjung Balkan selama berabad-abad telah memotifasi barat
untuk mempelajari ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kebudayaannya
Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad
pertengahan seperti Ibnu Sina, Al Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi
inspirasi dan inovasi bagi uamt Islam untuk terus mempelajari berbagai disiplin
ilmu demi melanjutkan cita-cita perjuangan tokoh-tokoh muslim pada abad
pertengahan tersebut sehingga Islam mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia.
Pengaruh Sejarah Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam
Indonesia
Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia
telah memeluk agama hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka
yang menganut animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam
berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang
kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.
Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak
dipengaruhi oleh bahasa Arab. Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata
bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah,
surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai
nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul,
Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan
Rahma.
Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat
berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal
kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji
dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah
peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur
masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
Pengaruh dalam Bidang Politik
Pengaruh inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan
yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak,
Banten dan Tidore
Pengaruh di bidang ekonomi
Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam
dari Arab, Parsi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam.
Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti
sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu
membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang
Sumber : Hamba Allah